3 Problem Ideologi Warga Muhammadiyah


Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr dr Sukadiono, saat ini Persyarikatan tengah dihadapkan pada tiga permasalahan ideologis yang menjangkiti kader dan warganya.

Pertama, kata dia, adalah permasalahan kerapuhan ideologi. Menurut dokter Suko, sapaan akrabnya, banyak warga Persyarikatan yang tidak yakin dengan kebenaran ideologi Muhammadiyah. Padahal landasan dan rujukan ideologi Muhammadiyah adalah Al Quran dan As Sunnah.

"Ini bahaya! Orang kalua ideologinya sudah rapuh, maka loyalitas dan komitmennya akan rendah, sehingga tidak akan mungkin bisa menggerakkan organisasi secara maksimal," ujar pria yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya tersebut.

Permasalahan ideologis kedua adalah adanya indikasi pergeseran ideologi. Hal ini, menurut dokter Suko terjadi salah satunya disebabkan adanya infiltrasi ideologi-ideologi lain yang ikut memengaruhi warga Muhammadiyah.

"Ini yang sedang ramai sekarang. Terjadi infiltrasi dari paham-paham lain, misalnya sebut saja salafi belakangan ini. Sehingga sebagian warga Muhammadiyah terpengaruh dan mengikuti paham tersebut," kelakarnya.

Imbas dari terjadinya pergeseran ideologi tersebut, menurut dokter Suko menyebabkan seseorang (warga Muhammadiyah) menduakan Persyarikatan. Lebih jauh, maka orang tersebut tidak akan bisa maksimal dalam mengelola organisasi.

"(Dia akan) menduakan Muhammadiyah. Kalau sudah menduakan Muhammadiyah, maka jangan harap loyalitas dan komitmennya akan tinggi. Gak akan bisa maksimal ngurus organisasi," tandas dia.

Lebih lanjut, menurut dokter Suko permasalahan ketiga adalah pembangkangan ideologi, yakni orang-orang yang berada di Muhammadiyah, bahkan mencari penghidupan (nafkah) di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), namun justru sering menyudutkan Persyarikatan.

"Ini banyak, bekerjanya di AUM, di Muhammadiyah, tapi sukanya, sering menjelekkan Muhammadiyah, menyudutkan Muhammadiyah. Lha iki angel (ini susah) untuk dibina," tegasnya.

No comments

Silakan beri komentar

Powered by Blogger.